Bintang Masa Depan: Mengenal Lebih Dekat Siswa SMP Terbaik
- Kamis, 12-09-2024
- 17
Sekolah Ehipasiko BSD Tangerang Selatan (Tansel) membantah adanya pengusiran sepihak terhadap siswa NCS, kelas VII, atau SMP. Ketua Yayasan Pangkalan Dharma Ratana Febrian Temansha mengatakan, NCS mengundurkan diri atas permintaan orang tua siswa. Sebelumnya diberitakan, seorang siswa berinisial NCS dikeluarkan secara sepihak dari Sekolah Ehipasiko di Tangsel BSD Selatan. Siswa NCS dilaporkan dikeluarkan karena menindas siswa lain secara verbal.
Bu Febrian mengatakan, permasalahan antara kedua mahasiswa NCS dan N memang sudah selesai. "Mereka sudah tidak bermasalah lagi. Bahkan, dua orang lain yang diduga terlibat kasus ini juga sudah diberi sanksi oleh pihak sekolah," ujarnya.
Setelah menyelidiki masalah ini secara menyeluruh, pihak sekolah menyimpulkan bahwa telah terjadi pelecehan verbal. Dalam hal ini, pihak sekolah harus memberikan bimbingan dan kedisiplinan kepada NCS dan beberapa pemangku kepentingan lainnya.
“Kami menjatuhkan sanksi berupa piket sekolah selama seminggu. ``Kalau begitu tolong laporkan kegiatan tempat ibadah selama satu bulan ini. Kami akan lapor karena ini hal yang lumrah di sekolah yang kami dukung,'' ujar Kakakslot88.
Ia juga membantah adanya Surat Peringatan (SP) 1 yang dikirimkan kepada gadis-gadis yang terlibat, seperti yang diungkapkan orang tua NCS, Felix Sinaga. Bahkan, Bu Febrian mengaku pihak sekolah sempat mendapat ancaman dari orang tua siswa.
“Kami tidak memberikan SP apa pun dan sanksi yang kami berikan hanya 2 poin. Masalah tersebut sebenarnya sudah diselesaikan di kalangan mahasiswa. Namun, FS (bapak NCS) mendatangkan anggota DPRD dan mengancam kami dengan laporan kemana-mana,” katanya. Dia juga menampik tuduhan bahwa sekolah tersebut mengunci NCS. “Tidak, saat itu siswa diinstruksikan untuk melakukan kegiatan pembelajaran di ruang guru dan itu normal dalam pengawasan kami,” ujarnya.
Pak Febrian menambahkan, dirinya menegaskan bahwa keputusan pengembalian NCS kepada keluarga bukan berdasarkan keputusan pihak sekolah. “Orang tua NCS meminta siswa tersebut dikembalikan. Selanjutnya beliau juga meminta agar seluruh dokumen administrasi yang dikeluarkan yang telah kami serahkan dikembalikan,” ujarnya.
Ia berharap permasalahan ini tidak meluas. Selain itu, proses belajar mengajar juga sedang berlangsung. “Saya tidak ingin terlalu mendalami permasalahan ini, namun saya juga berharap para orang tua NCS memahami dan tidak melaporkan hal-hal yang tidak seharusnya dilaporkan,” ujarnya.
Maidiana Tanadi, Kepala Sekolah SMP Ehipasico School, menjelaskan pihak sekolah berusaha melakukan segala sesuatunya sesuai dengan protokol. Pihak sekolah melakukan penyelidikan dan mengikuti prosedur untuk memediasi kedua siswa tersebut.
“Pihak sekolah telah menghubungi kedua siswa, teman sekelas yang terlibat, dan orang tua kedua belah pihak.
“Kami tegaskan pihak sekolah tidak pernah mengeluarkan Surat Peringatan Pertama (SP I) kepada siswa NCS dan pihak sekolah memutuskan untuk memberikan pembinaan dan pendisiplinan kepada siswa tersebut,” kata Meidiana. Pak Maidiana mengatakan bahwa sebagai sekolah berkarakter, Sekolah Ehipasico berhak menanamkan kepemimpinan dan disiplin kepada siswanya. “Pendidikan karakter siswa dapat tercapai dengan dukungan seluruh warga sekolah, baik siswa, pendidik, staf, dan orang tua,” ujarnya.
: tanpa label
Informasi yang anda butuhkan di website ini?